![]() |
3 Reaktor Nuklir di Indonesia dan Lokasinya Penjelasan Nuklir |
“bila kita diganggu, seluruh rakyat indonesia akan maju ke depan dan menggerakkan seluruh senjata yang ada pada kita. sudah kehendak tuhan, indonesia akan segera memproduksi bom atomnya.” ~ ir. soekarno— Nanda fransiska (@NandaSiKentang) February 24, 2018
Itulah pernyataan Presiden Pertama Republik Indonesia dalam Kongres Muhammadiyah di Bandung, akhir Juli 1965. Sebagai seorang visioner, Soekarno mengerti bahwa Indonesia membutuhkan nuklir, selain untuk senjata perlindungan diri juga untuk dimanfaatkan ke arah yang lebih positif. Sehingga tahun 1958, ia membentuk Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA) yang pengelolaannya dipercayakan pada G.A. Siwabessy, ahli radiologi Indonesia dengan latar pendidikan di London, Inggris.
Dan Ir Soekarno memerintahkan membangun Reaktor Triga Mark II tak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).Dioperasikan tahun 1964 dengan daya 250 Kw, dan peningkatan daya reaktor triga menajdi 2000 kW pada tahun 2000.
Hingga kini reaktor nuklir pertama di Indonesia tersebut masih berfungsi penelitian dan produksi isotop.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Dr Djarot S Wisnubroto dalam acara Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tentang ‘Tanamkan Manfaat Baik Nuklir di Masyarakat’ di Hotel Amos Cozy, Tahun 1979 di Yogyakarta dioperasikan Reaktor Kartini dengan daya reaktor 100 kW.
Fungsi reaktor nuklir inipun masih sama yakni untuk penelitian dan pelatihan operator reaktor.
Tahun 1987 dibangun lagi di Serpong, Tangerang, dengan daya reaktor 30 Mw.Fungsinya masih sama sebagai penelitian, produksi isotop, dan pengujian material.
2.Nuklir akan mengurangi ketergantungan akan petroleum.
3.Jika konsumsi energi dapat disediakan dengan nuklir, Indonesia dapat memproduksi lebih banyak 4.minyak bumi.
5.Memproduksi energi yang dapat diperbaharui lainnya, seperti angin dan tenaga matahari lebih mahal.
6.Jepang, seperti Indonesia, sering terkena gempa bumi, tetapi memiliki reaktor nuklir.
Emisi gas dapat dikurangi.
Menimbang hal ini, lalu apa saja sebenarnya mamfaat yang dapat diambil dari adanya nuklir dan pembangkit tenaga nuklir?
Dan Ir Soekarno memerintahkan membangun Reaktor Triga Mark II tak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).Dioperasikan tahun 1964 dengan daya 250 Kw, dan peningkatan daya reaktor triga menajdi 2000 kW pada tahun 2000.
Hingga kini reaktor nuklir pertama di Indonesia tersebut masih berfungsi penelitian dan produksi isotop.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Dr Djarot S Wisnubroto dalam acara Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tentang ‘Tanamkan Manfaat Baik Nuklir di Masyarakat’ di Hotel Amos Cozy, Tahun 1979 di Yogyakarta dioperasikan Reaktor Kartini dengan daya reaktor 100 kW.
Fungsi reaktor nuklir inipun masih sama yakni untuk penelitian dan pelatihan operator reaktor.
Tahun 1987 dibangun lagi di Serpong, Tangerang, dengan daya reaktor 30 Mw.Fungsinya masih sama sebagai penelitian, produksi isotop, dan pengujian material.
Motivasi Indonesia Membangun Reaktor Nuklir
Indonesia memiliki beberapa alasan untuk membangun reaktor tersebut:
1.Konsumsi energi Indonesia yang besar dengan jumlah penduduk 237 juta (sensus 2010).2.Nuklir akan mengurangi ketergantungan akan petroleum.
3.Jika konsumsi energi dapat disediakan dengan nuklir, Indonesia dapat memproduksi lebih banyak 4.minyak bumi.
5.Memproduksi energi yang dapat diperbaharui lainnya, seperti angin dan tenaga matahari lebih mahal.
6.Jepang, seperti Indonesia, sering terkena gempa bumi, tetapi memiliki reaktor nuklir.
Emisi gas dapat dikurangi.
Menimbang hal ini, lalu apa saja sebenarnya mamfaat yang dapat diambil dari adanya nuklir dan pembangkit tenaga nuklir?
- Berikut Mamfaat Nuklir Bagi Kita
- Baterai Nuklir (Baterai Atom)
- Membasmi Serangga Hama
- Mengawetkan Makanan
- Mencari Sumber Air
- Sebagai Alarm Kebakaran
- Mencari Sumber Minyak dan Gas
- Menciptakan Tanaman Varietas Unggul
- Mendeteksi Kebocoran dan Mengetahui Ketebalan Suatu Benda
- Mengetahui Umur Benda
- Memperkuat Struktur Material Plastik, Karet, dan Kayu
Dengan adanya mamfaat atau keuntungan yang dapat diterima dari nuklir ini, tentu kita juga harus mengetahui apa saja dampak buruk atau negatif dari adanya nuklir, khususnya diindonesia
1. Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya
2. Teknologi Nuklir bisa di salah gunakan untuk senjata pemusnah massal.
3. Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup. Kedua, salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg Plutonium. Ketiga, limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat berbahaya bagi manusia.
Banyak studi menunjukkan bahwa PLTN dapat berkompetitif penuh dengan alternatif-alternatifnya di banyak negara. Namun, di beberapa negara, di mana limpahan bahan bakar fossil tersedia pada biaya rendah atau di mana grid daya listrik terlalu kecil untuk mengakomodasi unit nuklir yang besar, PLTN cenderung tidak kompetitif.
Dengan menghemat bahan bakar fossil dunia, PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
Sementara itu, penggunaan energi fossil telah mencapai suatu level sedemikian dampak-dampak lingkungannya menjadi penting melintasi skala lokal dan regional. Saat ini, keprihatinan utama tentang penggunaan yang meningkat dan berlanjut dari bahan bakar fossil adalah masalah emisi CO2. Muncul keprihatinan di antara para ahli bahwa peningkatan konsumsi bahan bakar fossil menyebabkan penimbunan karbon dioksida di atmosfer bumi yang dapat membawa efek-efek berbahaya pada iklim global. Selain itu, ada emisi-emisi berbahaya lain dari pembakaran batu-bara, beberapa di antaranya berkontribusi pada hujan asam yang dapat membahayakan danau-danau dan hutan. Pembakaran minyak dalam pembangkit-pembangkit listrik, tanur-tanur atau kendaraan-kendaraan juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Memang, masih banyak riset diperlukan untuk memahami apakah keprihatinan ini terbukti, namun pada tingkat ini akan tidak bijaksana untuk menganggap bahwa dunia akan mampu untuk terus secara tak terbatas menyandarkan konsumsinya pada bahan bakar fossil.
Dengan demikian, penggunaan energi nuklir akan menghilangkan sumber dari beberapa masalah ini baik secara langsung dalam produksi listrik maupun di mana listrik nuklir menggantikan bahan bakar fosil, dalam pemanasan misalnya. Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
Kendati demikian, di banyak negara muncul kepedulian publik signifikan terhadap PLTN dan oposisi terhadap pengenalan atau pengekspansiannya. Kepedulian-kepedulian terpusat pada risiko kecelakaan, pembuangan limbah radioaktif dan proliferasi senjata nuklir. Dua keprihatinan pertama berkaitan langsung dengan proteksi lingkungan.
Orang mengkhawatirkan keselamatan PLTN dan efek-efeknya pada lingkungan yang timbul dari limbah-limbah nuklir. Meski, industri nuklir percaya bahwa baik keselamatan maupun limbah-limbah dapat ditangani sehingga risiko-risikonya terhadap publik dapat dipertahankan pada level paling tidak serendah yang dari industri-industri lain.
Risiko potensial terhadap kesehatan dan lingkungan dari sebuah PLTN bergantung pada desain, tapak, konstruksi dan operasinya. Kemungkinan adanya bahaya tak lazim telah diketahui sejak awal pengembangan sistem energi nuklir dan bahwa tercapainya level keselamatan tingkat tinggi merupakan tujuan utama.
Pertimbangan keselamatan telah menciptakan suatu strategi yang didasarkan pada konsep membangun barrier-barrier protektif berlapis terhadap pelepasan material radioaktif dan penggunaan peralatan tambahan untuk menjamin integritas barrier-barrier tersebut. Salah satu bentuk barrier (penghalang), yang diadopsi di beberapa negara untuk reaktor berpendingin dan bermoderator air, adalah sebuah pengungkung kuat yang didesain untuk mencegah setiap lepasan material radioaktif yang mungkin timbul sebagai akibat kecelakaan. Pentingnya keunggulan desain ini telah ditunjukkan secara baik oleh dua kecelakaan PLTN utama yang terjadi selama operasi: kecelakaan Three Mile Island, Amerika Serikat, pada 1979 dan Chernobyl, Ukraina, pada 1986.
Kecelakaan Three Mile Island tidak menimbulkan efek berarti pada publik karena pengungkung berfungsi seperti dirancang. Kecelakaan ini telah menarik perhatian terhadap rekayasa kompleks yang terlibat dalam mencegah pelelehan bahan bakar dan yang mengandung efek-efek malfungsi utama lainya. Radioaktivitas total yang lepas dari kecelakaan ini kecil, dan dosis maksimum bagi individu yang hidup di dekat PLTN jauh di bawah batas-batas yang telah ditentukan Internasional. Pengungkungnya bekerja!
Para ahli keselamatan reaktor sepakat bahwa bencana utama hanya dapat terjadi jika sebagian besar bahan bakar dalam teras reaktor meleleh. Peristiwa seperti ini terjadi jika pendingin teras reaktor hilang secara tiba-tiba. Oleh karenanya, perlengkapan sistem pendingin teras darurat harus selalu disiap-siagakan. Dalam hal kegagalan ini, yang menyebabkan pelelehan teras, reaktor biasanya dikungkung dalam bangunan yang dirancang untuk mencegah pelepasan radioaktif ke lingkungan. Sekitar seperempat biaya kapital reaktor-reaktor biasanya ditujukan bagi desain rekayasa untuk memperkuat keselamatan operator dan lingkungannya.
Sebaliknya kecelakaan Chernobyl, yang memiliki defisiensi desain dan ketiadaan pengungkung, mempunyai konsekuensi-konsekuensi di luar tapak yang serius. Demikian seriusnya, kecelakaan ini telah meminta korban jiwa dan terjadi paparan radiasi dengan dosis signifikan ke lingkungan.
Kecelakaan tersebut mengundang keprihatinan publik terhadap tiadanya struktur pengungkung substansial seperti standar reaktor di negara Barat. Disamping itu, desainnya sedemikian rupa sehingga kegagalan pendingin menyebabkan peningkatan output daya, tidak seperti reaktor Barat yang mempunyai koefisien rongga negatif sehingga kehilangan pendingin secara otomatis mengurangi output daya.
Laporan ahli OECD menyimpulkan bahwa “kecelakaan Chernobyl tidak menjelaskan sesuatu fenomena baru yang sebelumnya tak diketahui atau isu-isu keselamatan yang tak terpecahkan atau lain-lain yang dicakup oleh program-program keselamatan reaktor untuk reaktor-reaktor daya komersial saat ini di negara-negara anggota OECD.” Dengan alasan ini, kecelakaan tersebut tidak berpengaruh pada program PLTN dunia, selain hanya mempertegas kembali perlunya sistem-sistem reaktor direkayasa secara sempurna.
Ada sejumlah kecelakaan dalam reaktor-reaktor eksperimental dan dalam satu bangunan penghasil plutonium militer, namun tak satupun yang menyebabkan kehilangan jiwa yang teridentifikasi di luar bangunan yang sesungguhnya, atau kontaminasi lingkungan jangka panjang.
Meskipun rekaman keselamatan PLTN komersial begitu mengesankan dengan rekayasa struktur dan sistem reaktor yang ketat yang membuat pelepasan radioaktif katastrofik dari reaktor Barat hampir tidak mungkin, namun banyak yang tidak menginginkan dijalankannya sesuatu yang berisiko seperti ini. Ketakutan ini memperkuat perlawanan terhadap manfaat PLTN, serupa dengan katakutan orang akan jatuhnya pesawat terbang di atas kepala mereka, terlepas dari pentingnya transportasi udara itu sendiri. Akhirnya, keseimbangan antara risiko dan manfaat bukanlah latihan saintifik semata. Bagaimanapun, di tengah gaung kekhawatiran publik, nuklir dalam berbagai aplikasinya tetap menjadi harapan bagi kemakmuran masa depan.
Daftar Pustaka :\Judul\
- Di Indonesia Ternyata Ada 3 Reaktor Nuklir, Ini Lokasinya
- 10 MANFAAT NUKLIR BAGI KEHIDUPAN YANG JARANG DIKETAHUI
- Ini 3 reaktor nuklir Indonesia yang patut dibanggakan
- Program Nuklir Indonesia
Daftar Pustaka :\Alamat Link\
- http://wartakota.tribunnews.com/2017/11/02/di-indonesia-ternyata-ada-3-reaktor-nuklir-ini-lokasinya?page=3
- https://muslimilmiah.com/manfaat-nuklir-bagi-kehidupan/
- https://planet.merdeka.com/inspira/ini-3-reaktor-nuklir-indonesia-yang-patut-dibanggakan.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Program_Nuklir_Indonesia
0 Response to "3 Reaktor Nuklir di Indonesia Lokasinya dan Penjelasan Nuklir"
Post a Comment